BINA LINGKUNGAN 2025 : KOMITMEN PEDULI LINGKUNGAN MELALUI EDUKASI DAN INOVASI BERKELANJUTAN

Surabaya, 1 Agustus 2025 – Bina lingkungan telah menjadi kegiatan tahunan program kerja dari Departemen Sosial Masyarakat UPN “Veteran” Jawa Timur. Dengan mengangkat tema Sanrakhsana, Bina Lingkungan 2025 kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pelestarian lingkungan dengan menggelar kegiatan edukasi di SMAN 3 Surabaya. Kegiatan ini memberikan wadah bagi para siswa untuk ikut serta dalam menjaga dan melestarikan lingkungan melalui edukasi dan praktik langsung yang inovatif dan menyenangkan. 

Sanrakhsana 2025 menyajikan dua materi utama yang sangat relevan dengan kondisi lingkungan terutama di sekolah mengenai pengelolaan sampah. Materi yang disampaikan yaitu pengelolaan sampah organik menggunakan maggot dan pengelolaan sampah anorganik melalui pembuatan paperclay. Seperti yang diketahui bahwa sampah menjadi permasalahan global yang kian mendesak. Peningkatan popolasi dan aktivitas konsumsi menyebabkan volume sampah semakin bertambah dari waktu ke waktu. Sampah organik, seperti sisa makanan, meskipun dapat terurai secara alami, tetap menimbulkan masalah jika tidak dikelola dengan baik, karena dapat menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap perubahan iklim. Di sisi lain, sampah anorganik seperti plastik, logam, dan kaca merupakan ancaman jangka panjang karena membutuhkan waktu ratusan hingga ribuan tahun untuk terurai. Sistem pengelolaan sampah yang belum memadai, kurangnya kesadaran masyarakat, serta rendahnya tingkat daur ulang menjadi hambatan dalam mengatasi populasi sampah. Oleh karena itu dibutuhkan peran pemerintah dan kesadaran masyarakat, guna meminimalisir volume sampah demi menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat. Kegiatan ini bertujuan memberikan dampak positif untuk lingkungan dalam mengurangi sampah sekaligus melatih kreativitas mahasiswa dalam melestarikan lingkungan. 

Pemanfaatan maggot : alternatif ramah lingkungan dalam mengurangi sampah organik 

Sesi pertama kegiatan berfokus pada penyampaian edukasi pemanfaatan maggot. Pemateri menjelaskan siklus hidup maggot, jenis sampah yang dapat diuraikan, serta cara sederhana membudidayakan maggot di lingkungan rumah atau sekolah. Maggot atau larva dari lalat Black Soldier Fly (BSF) dikenal efektif dalam mengurai sampah organik. Maggot mengurai sampah organik sebagai makanannya secara cepat dan efisien yang mengubah sampah organik tersebut menjadi pupuk kompos atau yang biasa dinamakan kasgot. 

Maggot kaya akan protein dan lemak, sehingga dapat dijadikan sebagai pakan ternak dan solusi untuk mengurangi ketergantungan pada pakan impor. Maggot dapat diberikan langsung pada hewan ternak atau bisa juga dikeringkan menjadi tepung untuk bahan campuran pakan. Setelah teori disampaikan, para siswa diajak untuk mengamati maggot secara langsung. Mereka tampak sangat antusias dan merasa ingin tahu bagaimana hewan sekecil itu dapat mengurangi volume sampah organik. 

Paperclay : kreativitas dari limbah anorganik 

Sesi kedua kegiatan berfokus pada pengolahan sampah anorganik menjadi paper clay, yakni bahan lunak yang dapat dibentuk menjadi berbagai produk kreatif. Pemateri menjelaskan betapa pentingnya mendaur ulang limbah anorganik dalam mengurangi volume sampah dan menjadikan produk bernilai tinggi. Pembuatan paperclay membutuhkan bahan berupa limbah kertas, tepung, lem, dan minyak yang dijadikan adonan lunak sehingga mudah dibentuk. Paperclay dapat dibentuk menjadi beraneka ragam bentuk seperti boneka, miniatur, asbak, dan lainnya. Para siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil dan diminta untuk membuat karya dari paperclay yang telah disiapkan. Mereka bebas memilih bentuk dan berkarya sekreatif mungkin. Dengan penuh semangat mereka berhasil membuat berbagai karya dan memamerkannya satu sama lain. Kegiatan ini bertujuan mengedukasi dan memberikan pemahaman kepada siswa untuk memanfaatkan limbah menjadi barang yang bermanfaat dan memiliki nilai guna tinggi. Lebih dari sekedar kerajinan tangan, pembuatan paperclay juga melatih keterampilan imajinasi juga kesadaran akan pentingnya daur ulang sampah 

Edukasi interaktif berdampak besar 

Kegiatan ini menjadi contoh nyata bahwa lingkup kecil seperti sekolah dapat menjadi titik awal perubahan besar dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Melalui edukasi sederhana namun bermakna, siswa diajak untuk memahami bahwa setiap tindakan kecil memiliki dampak signifikan terhadap keberlangsungan lingkungan. Para siswa mendapatkan bekal pengetahuan, keterampilan, dan motivasi untuk menjadi bagian dari solusi lingkungan. Dengan semangat kolaboratif antara panitia, pihak sekolah, dan siswa, kegiatan ini menjadi bukti bahwa pendidikan dapat menjadi indikator perubahan yang positif dan berkelanjutan.


Surabaya, August 1, 2025 – Environmental development has become an annual activity in the work program of the Department of Social Affairs at UPN “Veteran” East Java. With the theme of Sanrakhsana, Environmental Development 2025 once again demonstrates its commitment to supporting environmental conservation by holding educational activities at SMAN 3 Surabaya. This activity provides a platform for students to participate in protecting and preserving the environment through innovative and enjoyable education and hands-on practice.

Sanrakhsana 2025 presents two main topics that are highly relevant to environmental conditions, especially in schools, regarding waste management. The topics presented are organic waste management using maggots and inorganic waste management through the production of paperclay. As is well known, waste has become an increasingly urgent global issue. Population growth and consumption activities have caused the volume of waste to increase over time. Organic waste, such as food scraps, although it can decompose naturally, still poses a problem if not managed properly, as it can produce methane gas that contributes to climate change. And the other, inorganic waste such as plastic, metal, and glass poses a long-term threat because it takes hundreds to thousands of years to decompose. Inadequate waste management systems, lack of public awareness, and low recycling rates are obstacles in addressing the waste population. Therefore, the role of the government and public awareness are needed to minimize the volume of waste in order to create a clean and healthy environment. This activity aims to have a positive impact on the environment by reducing waste while also training students’ creativity in preserving the environment.

Utilization of maggots: an environmentally friendly alternative in reducing organic waste

The first session of the activity focused on educating participants on the utilization of maggots. The presenter explained the life cycle of maggots, the types of waste that can be decomposed, and simple ways to cultivate maggots at home or at school. Maggots, or larvae of the Black Soldier Fly (BSF), are known to be effective in decomposing organic waste. Maggots decompose organic waste quickly and efficiently as their food source, turning it into compost or what is commonly known as kasgot.

Maggots are rich in protein and fat, so they can be used as animal feed and a solution to reduce dependence on imported feed. Maggots can be fed directly to livestock or dried into flour for use as feed mix. After the theory was presented, the students were invited to observe the maggots directly. They seemed very enthusiastic and curious about how such small animals could reduce the volume of organic waste.

Paperclay: creativity from inorganic waste

The second session focused on processing inorganic waste into paper clay, a soft material that can be shaped into various creative products. The presenter explained the importance of recycling inorganic waste in reducing waste volume and creating high-value products. Making paper clay requires materials such as waste paper, flour, glue, and oil, which are mixed into a soft dough that is easy to shape. Paper clay can be shaped into various forms such as dolls, miniatures, ashtrays, and others. The students were divided into small groups and asked to make crafts from the prepared paper clay. They were free to choose the shape and be as creative as possible. With enthusiasm, they successfully made various crafts and showed them to each other. This activity aims to educate and provide students with an understanding of how to utilize waste into useful items with high value. More than just a craft, making paperclay also trains imagination skills and awareness of the importance of recycling waste.

Interactive education has a big impact

This activity is a clear example that small places like schools can be the starting point for big changes in environmental conservation efforts. Through simple but meaningful education, students are encouraged to understand that every small action has a significant impact on environmental sustainability. Students gain knowledge, skills, and motivation to become part of the environmental solution. With a collaborative spirit between the committee, the school, and the students, this activity proves that education can be an indicator of positive and sustainable change.